UPN Veteran Jatim Kukuhkan Dua Profesor Bidang Manajemen Publik dan Proteksi Tanaman

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur kembali menorehkan prestasi akademik dengan bertambahnya dua guru besar baru. Kedua dosen tersebut adalah Prof. Dr. Diana Hertati, M.Si., guru besar bidang Ilmu Manajemen Publik, dan Prof. Dr. Ir. Yenny Wuryandari, M.P., guru besar bidang Ilmu Proteksi Tanaman. Keduanya resmi dikukuhkan dalam Sidang Terbuka Senat Guru Besar UPN Veteran Jawa Timur pada Jumat (24/10/2025).

Dengan dikukuhkannya dua profesor tersebut, UPN Veteran Jawa Timur kini memiliki 34 guru besar aktif. Capaian ini menjadi bukti nyata komitmen kampus dalam memperkuat kapasitas sumber daya manusia dan kualitas akademik di berbagai bidang keilmuan.

Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Dr. Diana Hertati, M.Si. memaparkan riset berjudul “Integratif Agile Governance pada Layanan Digital Pemerintah Daerah di Indonesia.” Ia menekankan bahwa transformasi menuju Integratif Agile Governance bukan sekadar pilihan, melainkan sebuah strategi penting bagi pemerintah daerah untuk beradaptasi di era digital.

Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Yenny Wuryandari, M.P. menyampaikan orasi berjudul “Formulasi Biopestisida untuk Pengendalian Penyakit dan Peningkatan Produksi Tanaman.” Penelitiannya berfokus pada inovasi teknologi bio-enkapsulasi dalam pengembangan biopestisida yang ramah lingkungan, guna mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan menjaga ketahanan produksi pertanian nasional.

Rektor UPN Veteran Jawa Timur, Prof. Dr. Akhmad Fauzi, M.M., dalam sambutannya menyampaikan bahwa pengukuhan dua guru besar ini bukan hanya merupakan pencapaian pribadi, melainkan juga peningkatan kekuatan akademik institusi. “Pengukuhan dua guru besar ini akan menambah kekuatan kuantitas dan kualitas UPN Veteran Jawa Timur, yang saat ini memiliki 34 guru besar aktif,” ujarnya.

Prof. Fauzi berharap kedua guru besar baru mampu memperkuat kapasitas SDM unggul dan berkontribusi nyata dalam meningkatkan reputasi riset dan akademik kampus di tingkat nasional maupun internasional. Ia menegaskan bahwa riset yang dihasilkan harus berdampak langsung dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

“Jabatan guru besar merupakan awal dari karier baru seorang dosen dengan kapasitas besar. Mereka diharapkan menjadi produsen ilmu pengetahuan dan karya ilmiah yang berkualitas. Setelah dikukuhkan, para guru besar harus semakin giat, risetnya lebih keras, dan hasilnya lebih berdampak bagi masyarakat,” pungkas Prof. Fauzi.