Dosen Program Studi Hubungan Internasional, UPN “Veteran” Jawa Timur, Diah Ayu Wulandari, S.Pd., M.A. dan Dewi Fortuna Sari, S.I.P., M.Law. berpartisipasi sebagai presenter dalam The 2025 Youth Symposium: The Intersection of Research, Civil Society, and Young People in East Asia yang diselenggarakan oleh The University of Tokyo pada 22–24 Agustus 2025 di Tokyo, Jepang. Simposium internasional ini menjadi wadah penting bagi para civitas akademika di kawasan Asia untuk mendiskusikan peran riset, masyarakat sipil, dan generasi muda dalam dinamika sosial, politik, dan pembangunan kawasan. Kegiatan ini diikuti oleh civitas akademika dari berbagai universitas serta lembaga terkemuka seperti Harvard College, Amnesty International Japan, The University of Tokyo, Waseda University, Kyushu University, dan berbagai universitas lain guna menciptakan ruang dialog lintas negara yang memperkaya perspektif dan memperkuat jejaring akademik multilateral.
Kedua dosen tersebut merupakan bagian dari Panel “Rivalry, Hegemony, and Hedging: Reconfiguring East Asia’s Economic Interdependence and ASEAN’s Strategic Responses” yang membahas dinamika persaingan dan ketergantungan ekonomi di Asia Timur serta bagaimana ASEAN merespons kondisi tersebut. Keterlibatan dua dosen HI UPN “Veteran” Jatim mencerminkan kontribusi akademisi ASEAN dalam memperkaya diskursus regional yang sering berpusat pada kekuatan besar Asia Timur. Sebagai dosen Hubungan Internasional, partisipasi ini menegaskan kepakaran Diah Ayu Wulandari, S.Pd., M.A. dan Dewi Fortuna Sari, S.I.P., M.Law. dalam menganalisis relasi kekuasaan, hegemoni, dan interdependensi di kawasan, serta pentingnya perspektif ASEAN dalam memahami tatanan ekonomi-politik Asia Timur yang terus berkembang.

Dalam pemaparannya yang berjudul “Rivalry and Interdependence in the East Asian Automotive Industry: The Power Dynamics between Japan and China,” Diah Ayu Wulandari, S.Pd., M.A. fokus terhadap bagaimana industri otomotif menggambarkan hubungan yang bersifat simultan antara persaingan dan ketergantungan ekonomi Jepang dan Tiongkok. Persaingan keduanya tampak dalam inovasi teknologi dan ekspansi pasar global, sementara interdependensi tercermin melalui investasi lintas negara dan keterhubungan rantai pasok regional. Temuan ini menunjukkan bagaimana dinamika industri otomotif berkontribusi pada pembentukan struktur ekonomi dan keseimbangan kekuatan baru di Asia Timur, yang turut direspons oleh negara-negara ASEAN melalui peningkatan kerja sama ekonomi kawasan.
Sementara itu, Dewi Fortuna Sari, S.I.P., M.Law memaparkan hasil kajiannya yang berjudul “Interdependence under Economic Hegemony: China’s Role in Shaping East Asia’s Economic Integration through RCEP”. Fokus kajian ini menganalisis peran Tiongkok sebagai kekuatan hegemoni ekonomi yang mempengaruhi arah integrasi ekonomi di Asia Timur melalui kerangka Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Melalui pemaparannya, ia menekankan bahwa interdependensi ekonomi di kawasan tidak hanya bersifat struktural, tetapi juga politis, di mana hegemoni ekonomi Tiongkok membawa implikasi terhadap kebijakan perdagangan, diplomasi ekonomi, dan stabilitas regional. Kajian ini menegaskan pentingnya menganalisis integrasi ekonomi tidak hanya dari sisi liberalisasi perdagangan, tetapi juga dari sudut pandang kekuasaan dan strategi geopolitik.
Kedua dosen tersebut menyampaikan bahwa partisipasi dalam Simposium internasional yang diselenggarakan oleh The University of Tokyo ini memberikan pengalaman yang cukup mengesankan, khususnya dalam memperluas wawasan dan jejaring riset di tingkat internasional. Melalui sesi diskusi dan networking forum, para peserta berkesempatan bertukar pandangan baik dari akademisi maupun praktisi lintas negara mengenai berbagai isu strategis di kawasan Asia Timur. Interaksi lintas negara ini tidak hanya memperkaya perspektif penelitian, tetapi juga membuka peluang kerja sama dan riset bersama di masa mendatang.

Keikutsertaan dosen program studi Hubungan Internasional dalam agenda Simposium internasional menjadi langkah nyata dalam mewujudkan visi universitas sebagai kampus yang berdaya saing global dan berkontribusi aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Melalui partisipasi ini, UPN “Veteran” Jawa Timur menegaskan komitmennya untuk terus mendukung dosen dan mahasiswa dalam menjalin kolaborasi internasional, memperkuat kapasitas riset, serta memperluas peran diplomasi akademik Indonesia di tingkat internasional. Kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi civitas akademika lainnya untuk terus berinovasi dan berpartisipasi dalam forum ilmiah global.

