UPN Jatim Dukung Lahirnya Ahli Buah Muda Indonesia 

Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki kekayaan buah yang luar biasa. Namun potensi besar itu tidak diimbangi dengan tersedianya tenaga terampil yang benar-benar menguasai bidang buah secara mendalam. Bahkan, menurut ahli buah Nusantara, Prof. Reza Tirtawinata Indonesia memiliki sekitar 1.500 jenis buah lokal, namun sebagian besar belum dikelola secara optimal.

Kurangnya tenaga terampil dibidang buah menyebabkan kualitas dan daya saing buah Indonesia masih tertinggal dibanding negara lain seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia. 

Melihat kondisi tersebut, Prof. Reza Tirtawinata menjelaskan bahwa perlu mendorong generasi muda untuk menjadi tenaga ahli professional khususnya dibidang buah Nusantara. 

“Kami ingin anak-anak muda saat ini bisa menjadi pelopor kebangkitan buah nusantara, bukan hanya petani, tapi juga inovator dan penggerak ekonomi hijau Indonesia,” ungkapnya.

Melalui semangat tersebut, Prof. Reza Tirtawinata menggagas Akademi Buah Nusantara (ABN) di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, sebagai langkah melahirkan sumberdaya manusia berkualitas di bidang buah.

“akademi ini nantinya bisa melahirkan generasi muda ahli madya di bidang perbuahan, yang siap membawa komoditas buah Indonesia menembus pasar global.” Harapnya setelah penandatangan kerjasama dengan UPN “Veteran” Jawa Timur, Rabu (15/10)..

Mendukung gagasan tersebut, Rektor UPN Veteran Jatim, Prof. Akhmad Fauzi, menyatakan bahwa pihaknya siap menjadi mitra pertama sekaligus pendamping akademik bagi Akademi Buah Nusantara.

“Kita harus dukung lahirnya para Ahli Buah Muda di Indonesia, tentunya ini sejalan dengan komitmen kami sebagai kampus bela negara” ungkap Prof. Fauzi

Lebih lanjut, Prof. Fauzi menyampaikan bahwa pendirian Akademi Buah Nusantara harus menekankan pada nilai unggulan dan keunikan dari pembelajaran yang dilakukan. Prof. Fauzi menjelaskan pola pembelajaran yang diterapkan bisa mengedepankan pendidikan vokasi berbasis praktik, dengan komposisi 70 persen praktik dan 30 persen teori berbasis studi lapang.

“Mahasiswa tidak hanya belajar di ruang kelas, tapi juga langsung di kebun, di pasar, dan di laboratorium alam, sehingga bisa langsung paham situasi dan kondisi permasalahan serta melakukan pemecahannya dilapangan” paparnya.

Selain itu, Prof Fauzi juga menyampaikan sistem pendidikan yang diterapkan bisa dilakukan dengan konsep asrama, sehingga peserta dapat berdiskusi terkait temuan-temuan dilapangan.